Tuesday, October 29, 2013

Siang Yang Terik di Sam Poo Kong

Akhirnya setelah sekian lama rencana untuk main ke Semarang tercapai juga. Akhir minggu lalu, tepatnya Jumat (25/10), usai kuliah saya segera menuju ke Terminal Jombor dengan bus Trans Jogja dari halte yang terdekat dengan kampus. Dengan membayar Rp 3000,- saya pun menaiki jalur 2A yang menuju ke arah Terminal Jombor. Sesampainya di Jombor, saya segera membeli tiket bus patas tujuan Semarang dengan tarif Rp 40.000,- dengan jadwal keberangkatan pukul 15.00. Sayangnya keberangkatan bus terlambat dari jadwal semula hingga pukul 15.30.

Waktu tempuh Jogja menuju Semarang melewati Magelang adalah sekitar 3,5 jam apabila tidak macet. Sayangnya ketika saya menuju Semarang minggu lalu, beberapa ruas jalan antara Terminal Bawen hingga Semarang sedang mengalami perbaikan dan juga pelebaran sehingga laju kendaraan menjadi tersendat dan membuat waktu tempuh menjadi lebih lama. Akhirnya saya pun sampai di Semarang sekitar pukul 19.30. Setelah menunggu beberapa saat, seorang teman datang menjemput. Ya, malam itu saya menginap di kos salah seorang teman yang merupakan mahasiswa UNDIP sebelum keesokan harinya jalan-jalan di kota Semarang.
Sabtu paginya (26/10) setelah sarapan saya menyempatkan diri untuk mengunjungi kampus Universitas Diponegoro yang berada di kawasan Tembalang. Rupanya Universitas Diponegoro yang berada di Tembalang ini cukup luas, saya hanya sempat mengunjungi Fakultas Hukum, Ilmu Budaya, dan sedikit mengintip Fakultas Ilmu Sosial Politik. Karena hari semakin siang, saya pun melanjutkan ke tujuan selanjutnya, yaitu Klenteng Sam Poo Kong.

Sam Poo Kong terletak di daerah Simongan, Semarang. Daerah ini dulunya merupakan tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho. Sekarang, tempat ini tidak hanya digunakan sebagai tempat peringatan saja, akan tetapi juga sebagai tempat sembahyang serta tempat ziarah bagi masyarakat Tionghoa.

Saya sampai di Sam Poo Kong pada pukul 11.30. Cuaca saat itu cukup terik, namun hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk melihat keindahan arsitektur bergaya China yang ada di sana. Untuk dapat memasuki halamannya, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 3.000,- untuk wisatawan lokal, dan Rp 10.000,- untuk wisatawan asing. Saya pun membayar Rp 12.000,- untuk empat buah tiket serta tambahan Rp 2.000,- untuk parkir 2 buah motor.

Hampir semua bangunan yang ada berwarna merah khas arsitektur China. Bahkan Musholanya pun juga berwarna merah dan bentuknya khas bangunan China. Ada sebuah bangunan yang berfungsi sebagai panggung utama ketika ada perayaan atau acara di area Sam Poo Kong. Selain itu juga terdapat tiga bangunan yang berfungsi sebagai tempat sembahyang. Salah satu bangunannya yang berada di ujung Barat merupakan tempat sembahnyang yang paling besar dan luas. Untuk bisa memasuki area tersebut pengunjung diharuskan membayar tiket lagi. Rp 20.000,- untuk wisatawan lokal dan Rp 30.000,- untuk wisatawan asing. Namun, kita tetap dapat melihat ke dalam bagunan tersebut dari luar pagar meskipun tidak begitu jelas.

Selain bangunan tersebut, terdapat sebuah patung Laksamana Cheng Ho yang berada di bagian Barat. Menurut perkiaraan saya tingginya lebih dari 9 meter. Di dekat patung tersebut terdapat gerbang besar yang juga khas China. Satu hal yang cukup menarik bagi saya adalah terdapat sebuah Pendapa Joglo serta 2 buah patung penjaga yang khas Jawa.

Bagi pengunjung yang tertarik untuk berfoto dengan kostum ala kerajaan China, bisa menyewanya dengan membayar seharga Rp 80.000,- untuk satu kostumnya. Berminat? Silakan datang.

 

No comments:

Post a Comment