Libur musim panas yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Berbagai rencana telah disusun untuk mengisi waktu selama kurang lebih satu setengah bulan. Salah satu yang paling saya tunggu adalah perjalanan mendaki Gunung tertinggi di Jepang, Gunung Fuji. Rencana awal saya mendaki bersama beberapa orang teman, akan tetapi pada akhirnya saya pun pergi sendiri karena ketidakcocokan jadwal. Meskipun badan masih sedikit lelah sepulang dari Osaka, saya tetap berangkat sesuai rencana.
Dari asrama, saya menuju ke Stasiun Shinjuku dengan kereta. Sesampainya d Shinjuku saya bergegas menuju terminal bus. Tiket bus sudah saya pesan beberapa hari sebelumnya untuk mengantisipasi habisnya tiket karena sedang liburan. Tidak lama menunggu, bus yang akan membawa saya ke Fuji-Subaru line 5th Station pun datang. Dalam bus yang saya naiki cukup banyak wisatawan asing yang nampaknya juga akan mendaki Gunung Fuji. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua setengah jam, saya pun sampai di pos ke-5 Fuji-Subaru line.
Hari beranjak sore, cuaca pun bertambah sejuk. Saya pun memulai perjalanan dengan langkah ringan. Meskipun sendirian, mendaki Gunung di Jepang tidak sesulit mendaki Gunung seperti di Indonesia. Saya banyak menjumpai orang-orang tua yang juga mendaki Gunung Fuji, beberapa dari mereka mendaki sendirian. Selain itu, banyak juga orangtua yang mengajak anak-anak mereka mendaki. Saya juga bertemu dengan rombongan pendaki yang mengikuti tur.
Pendakian Gunung Fuji hanya dibuka ketika musim panas, yakni mulai dari bulan Juli hingga pertengahan September. Ada beberapa alternatif jalur pendakian. Saya memilih mendaki melewati jalur Yoshida yang berada di Prefektur Yamanashi. Selain akses yang mudah dari Tokyo, jalur ini juga merupakan jalur yang cukup banyak diminati oleh para pendaki. Untuk mencapai pos ke-5 bisa menggunakan kereta maupun bus dari Tokyo. Di sepanjang jalur pendakian terdapat banyak penginapan yang menyediakan kamar-kamar bagi pendaki yang ingin beristirahat.
Penginapan-penginapan tersebut juga menyediakan aneka makanan serta minuman. Untuk pendaki yang kehabisan bekal tidak perlu khawatir karena bisa membeli d sana meskipun harganya sedikit lebih mahal. Selain penginapan, sepanjang jalur pendakian juga terdapat toilet berbayar yang keadaanya cukup bersih. Mendaki gunung di Jepang tidak perlu menyiapkan alat-alat semacam tenda dan juga perbekalan. Coba kalau di Indonesia juga seperti ini, pasti gunung-gunung akan selalu ramai. Sejauh yang saya tahu di Jawa Tengah hanya Gunung Lawu yang terdapat warung di dekat puncaknya.
Perjalanan dari pos ke-5 hingga puncak Fuji normalnya dapat ditempuh dalam waktu 7,5jam. Namun, saya yang fisiknya lemah ini, mampu mencapai puncak dalam waktu 8 jam saja sudah bagus. Meskipun sedang musim panas, suhu d puncak Gunung Fuji cukup dingin bahkan tak jarang bisa mencapai minus. Ketika beristirahat d pos 8, meskipun sudah mengenakan jaket, badan saya masih menggigil. Setelah beristirahat sejenak, lewat tengah malam saya melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Perjalanan menuju puncak dari pos 8 sebenarnya hanya sekitar setengah kilometer. Namun, banyaknya pendaki serta jalur yang tidak begitu lebar menyebabkan para pendaki harus berjalan perlahan serta mengantri. Sasuga Jepang, mendaki gunung saja juga antri. Sesampainya di puncak, para pendaki langsung mencari tempat strategis demi melihat matahari terbit. Di puncak Gunung Fuji pun terdapat beberapa kedai yang menjual makanan serta minuman hangat. Pendaki juga bisa membeli kartu pos yang bisa dikirim dari puncak Gunung Fuji.
Setelah menunggu beberapa saat sang Surya pun mulai menampakkan diri. Mata pun seakan dimanjakan dengan gradasi warna di langit serta awan. Betapa saya bersyukur bisa menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Karena tidak tahan dengan suhu dingin, saya pun tidak berlama-lama di puncak. Perjalanan turun saya tempuh dalam waktu sekitar empat jam. Sampai di pos 5 saya pun masih harus menunggu bus untuk kembali ke Shinjuku. Sebenarnya jadwal bus bisa dimajukan lebih awal. Sayangnya waktu itu saya kurang beruntung, semua bus untuk keberangkatan yang lebih awal sudah penuh sehingga mau tidak mau saya harus menunggu selama tiga jam lebih. Perjalanan mendaki Gunung Fuji pun berakhir saat bus membawa saya kembali ke Tokyo.
Highway bus Shinjuku - Mt. Fuji Fifth Station
one way 2700yen (adult), 1350yen (children)
website: http://highway-buses.jp/fuji/
toilet 200yen
Mt. Fuji climbing official site
http://www.fujisan-climb.jp/en/
No comments:
Post a Comment