Monday, December 30, 2013

Marathon Wisata Sehari ~ dari Borobudur hingga Ratu Boko (part 1)

Awal desember lalu, seorang teman meminta tolong untuk ditemani meng-guide orang Jepang. Berhubung saya sedang tidak ada agenda serta kuliah, saya pun menyanggupi permintaannya. Saya pun bertanya mengenai orang yang akan kami bawa berkeliling sekitaran Jogja nantinya agar bisa menyesuaikan topik pembicaraan serta tingkatan bahasa yang perlu digunakan.
Berhubung teman saya mengabari bahwa kami akan berangkat pagi, maka saya pun sudah bersiap-siap dari subuh. Jam 5 lebih, teman saya pun mengabari bahwa sebentar lagi kami akan berangkat menuju hotel tempat tamu kami menginap. Sebelumnya teman saya sudah membuat janji dengan tamu tersebut untuk bertemu di lobby hotel. Setelah saling memperkenalkan diri, kami pun segera berangkat menuju tujuan pertama, yaitu Candi Borobudur. Dalam perjalanan, Pak Takahashi, tamu kami menjelaskan jadwal hari itu.
Pak Takahashi adalah seorang yang bekerja di sebuah perusahaan Jepang yang memiliki cabang di Malang. Beliau pergi ke Jogja karena urusan pekerjaan. Pak Takahashi sudah puluhan kali ke Indonesia untuk urusan pekerjaan, namun sangat jarang bisa ke Indonesia untuk berwisata. Karena pada hari itu tidak banyak urusan pekerjaan yang beliau lakukan, maka dari itu disempatkanlah untuk berwisata di daerah sekitar Jogja.
Perjalanan ke Borobudur ditempuh dengan waktu satu setengah jam. Sesampainya di sana, kami pun segera membeli tiket. Dengan mengenakan kain batik yang diikatkan di pinggang, kami pun memasuki kawasan Candi. Saya dan teman pun kemudian menjelaskan mengenai Candi Borobudur ke Pak Takahashi. Sayangnya saat kami di sana, cuaca sedang mendung sehingga pemandangan perbukitan di sekitar Candi kurang terlihat. Selesai mengelilingi Candi, kami beranjak menuju Museum Kapal Samudraraksa. Kapal ini merupakan replika kapal yang dibuat berdasarkan relief yang ada di dinding Candi Borobudur. Kapal ini pun pernah melakukan ekspedisi hingga ke Afrika sebelum akhirnya dimuseumkan.
Sekitar jam 9 kami pun meninggalkan Candi Borobudur untuk menuju ke tujuan selanjutnya, yaitu Keraton Jogja. Keraton Jogja buka dari jam 08.30 sampai 14.00, kecuali hari Jumat hanya sampai jam 13.00. Tiket masuknya cukup terjangkau, yakni lima ribu rupiah untuk wisatawan lokal, sedang wisatawan mancanegara dikenai biaya sebesar dua belas ribu lima ratus rupiah. Di Keraton kita dapat menikmati pertunjukan gamelan yang dimainkan oleh para Abdi Dalem sebelum berkeliling. Banyak benda-benda peninggalan Sultan terdahulu yang dipajang di museum Keraton. Mulai dari peralatan makan, porselen, baju milik Sultan, kristal-kristal, serta lukisan. Ada juga berbagai benda milik Sultan Hamengku Buwono IX yang dipajang dalam satu museum tersendiri. Di dalam area Keraton juga terdapat sebuah restoran yang menyajikan makanan yang khas Keraton yang hanya dihidangkan pada saat acara-acara tertentu dan juga menu makan keluarga Sultan.



miniatur Kapal Samudraraksa (yang ada di belakang adalah yang asli)
Abdi Dalem sedang memainkan Gamelan
Kamera milik Hamengku Buwono IX
salah satu sudut Keraton

Tujuan selanjutnya adalah Taman Sari. Silakan baca di post selanjutnya.

No comments:

Post a Comment