Setelah seharian keliling Kyoto pada hari pertama kedatangan kami di daerah Kansai, hari kedua kami memutuskan untuk jalan-jalan keliling Osaka saja demi menghemat waktu, tenaga dan duit. Tujuan pertama kami kali ini adalah Istana Osaka. Berhubung letaknya cukup dekat dengan hostel tempat kami menginap, kami pun berjalan kaki menuju Istana Osaka selama kurang lebih 15 menit. Cuaca hari itu cukup panas, kulit rasanya seperti terbakar. Belum juga sampai di Istana Osaka saya sudah mandi keringat.
Cukup banyak wisatawan yang ingin mengunjungi Istana Osaka pada hari itu. Karena mesin penjual tiket hanya ada dua buah, saya pun akhirnya harus antri cukup lama hanya untuk membeli tiket seharga 600yen. Setelah tiket terbeli, kami pun memasuki area museum Istana Osaka. Istana Osaka terdiri atas 8 lantai. Pengunjung bisa menggunakan tangga atau lift untuk naik ke atas.
Istana Osaka dibagun oleh Toyotomi Hideyoshi yang mengambil alih kekuatan politik pada abad ke-16 setelah meninggalnya Oda Nobunaga. Sayangnya, setelah Hideyoshi meninggal Istana tersebut hancur karena perang dan direkonstruksi pada masa keshogunan Tokugawa. Istana yang dulu memegang peran penting sebagai basis pemerintahan Shogun di Jepang bagian Barat. Pada masa restorasi, banyak bangunan di kawasan Istana dihancurkan. Setelah masa Meiji, masyarakat mendesak pemerintah untuk merekonstruksi kembali bangunan utama Istana.
Lantai 2 merupakan tempat disimpannya benda-benda yang berhubungan dengan Istana Osaka. Di lantai tersebut juga terdapat replika Sachi (ikan legenda) dan Fusetora (Harimau). Pengunjung juga bisa mencoba memakai helm dan juga jaket perang yang dulu dipakai oleh para Samurai. Di lantai 3 dan 4 pengunjung tidak diperkenankan untuk mengambil foto. Di kedua lantai tersebut terdapat berbagai macam benda yang berhubungan dengan Toyotomi Hideyoshi dan juga dokumen serta arsip-arsip pada masa Sengoku. Pada lantai 5 dan 7 terdapat visualisasi "Perang Musim Panas Osaka" serta riwayat hidup Toyotomi Hideyoshi. Lantai 8 merupakan lantai teratas yang merupakan dek observasi. Pengunjung dapat menikmati pemandangan Kota Osaka dari ketinggian sekitar 50 meter. Bagi pengunjung yang ingin membeli suvenir atau oleh-oleh khas Istana Osaka bisa membelinya di toko yang berada di lantai 8 atau lantai 1.
Selesai mengelilingi Istana Osaka, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Dotonbori. Dotonbori merupakan salah satu jalanan yang dikenal sebagai pusat belanja serta tempat makan di Osaka. Di sepanjang jalan banyak kami temui restoran yang menyediakan masakan seafood terutama kepiting. Di bagian depan restoran tersebut terdapat replika kepiting yang cukup besar dan kaki-kakinya bisa bergerak. Ada juga gurita raksasa yang 'nangkring' di sebuah tempat makan yang menjual Takoyaki. Salah satu yang menarik adalah karena jalanan Dotonbori dilewati sungai yang cukup lebar, perahu menjadi alternatif untuk menyusuri jalanan ini. Wisata perahu ini cukup populer di kalangan wisatawan asing.
Lelah berkeliling Dotonbori, kami pun kembali ke hostel. Hari terakhir di Osaka saya habiskan dengan berkeliling kawasan Umeda. Di Umeda terdapat sebuah bianglala besar berwarna merah yang cukup menarik perhatian. Uniknya, bianglala ini berada di atas sebuah pusat perbelanjaan, naiknya pun harus dari lantai 7 gedung tersebut. Malamnya, kami pun kembali ke Yokohama dan berakhirlah perjalanan singkat kami di Osaka.
replika Fusetora |
No comments:
Post a Comment