Tuesday, December 16, 2014

Japan Study Tour ~ Part 2 Onomichi - Bizenyaki

Pemandangan dari atas Gunung Senko-ji

Menyambung tulisan sebelumnya, dalam post kali ini saya akan berbagi pengalaman selama kunjungan singkat ke Onomichi yang masih termasuk wilayah Prefektur Hiroshima. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2jam dengan bus dari Kota Hiroshima, sampailah kami di Onomichi. Kota ini merupakan kampung halaman dari beberapa penulis novel, musisi, serta sutradara film yang cukup terkenal di Jepang. Kota ini juga pernah dijadikan sebagai lokasi pengambilan gambar beberapa drama dan film Jepang.

Letak Kota ini menghadap ke Kepulauan Seto yang berada di antara Pulau Honshu dan Pulau Shikoku serta memiliki karakteristik berupa perbukitan. Pemandangan dari atas bukit-bukit yang ada merupakan salah satu daya tarik Kota tersebut. Tempat-tempat wisata yang terkenal seperti Kuil dan Museum juga kebanyakan berada di bukit-bukit tersebut. Salah satu tempat wisata tersebut adalah Kuil Senko-ji.

Letaknya kuil ini ada di atas bukit, pengunjung bisa memilih untuk naik ropeway atau berjalan kaki untuk mencapai Kuil Sengko-ji. Saya bersama rombongan mahasiswi Universitas Ferris memilih untuk naik ropeway hingga ke puncak bukit kemudian menyusuri jalanan kecil ketika turun. Pada saat cuaca sedang cerah, di kejauhan akan terlihat deretan pulau-pulau kecil serta laut. Ketika menuruni bukit, kami melewati Bungaku no Komichi yang artinya kurang lebih `Jalan Sastra`.

Di sepanjang jalan tersebut terdapat tulisan dari penulis-penulis terkenal yang dipajang di papan-papan dan beberapa ada yang ditulis di batu. Salah satunya adalah tulisan Shiga Naoya, pengarang pada masa Taisho hingga Showa. Tak berapa lama berajalan, sampailah kami di Kuil Sengko-ji. Kuil ini dibangun pada abad ke-9 dan merupakan kuil bersejarah yang berada di kawasan wisata Bukit Sengko-ji. Setelah itu, kami kembali menyusuri jalanan kecil menuju sebuah rumah yang dulu pernah ditinggali oleh Shiga Naoya. Tidak banyak tempat yang kami kunjungi pada saat itu karena sudah waktunya makan siang dan setelah itu kami pun segera menuju ke tempat pembuatan Bizenyaki.

Bizenyaki merupakan salah satu jenis seni gerabah yang ada di Jepang. Ciri khas gerabah ini adalah warnanya. Jika seni gerabah yang lain setelah dibakar kemudian dicat warna-warni, Bizenyaki ini hasil akhirnya berwarna coklat kehitaman dan tidak dicat ulang. Sebenarnya cara pembuatannya tidak jauh berbeda dengan gerabah pada umumnya, hanya saja waktu pembakarannya lebih lama dibanding jenis gerabah lainnya.

Masing-masing dari kami diberi kesempatan untuk membuat piring, gelas, atau cawan teh. Bentuknya pun boleh dibuat sesuai dengan keinginan dan selera masing-masing. Saya pun memilih untuk membuat dua buah piring berbentuk ikan serta daun. Setelah selesai, kami pun diajak untuk melihat tempat pembakaran dan mendapat penjelasan mengenai proses-proses yang harus dikerjakan untuk membuat Bizenyaki. Salah satu proses yang membutuhkan waktu lama adalah pembakaran, tidak hanya sehari atau dua hari melainkan berminggu-minggu untuk bisa selesai. Karenanya Bizenyaki buatan kami baru akan dikirim 2 bulan kemudian.

Waktu sudah sore, saatnya kami menuju ke penginapan. Pada malam terakhir, kami menginap di sebuah Ryokan atau penginapan tradisional Jepang. Dan tentunya di sana juga terdapat Onsen. Makan malam yang disajikan pun merupakan menu masakan tradisional. Jarang-jarang saya bisa makan masakan tradisional terlebih lagi di Ryokan. Setelah makan, kami berkesempatan untuk melihat pertunjukan tari di penginapan tersebut. Selesai menonton, kami pun masuk ke Onsen. Meskipun tidak bisa seperti yang lainnya, saya cukup menikmati hangatnya mata air panas tersebut dengan cara merendam kedua kaki saya. Keluar dari Onsen, badan terasa lebih ringan, kami pun siap untuk perjalanan esok hari.



Bungaku no Komichi
Salah satu karya Shiga Naoya
Bel Kuil Senko-ji
Jalanan di Onomichi

rumah yang dulu pernah ditinggali oleh Shiga Naoya
Ema Kuil Sengko-ji yang berbentuk Rilakkuma

Bizenyaki buatan saya sebelum proses pembakaran


Menu makan malam
pintu kamar penginapan
Pertunjukan tari tradisional
berkesempatan untuk foto dengan salah satu penari

No comments:

Post a Comment