Menjelang Imlek bulan lalu saya sempat mampir ke Solo. Beruntungnya hari itu tidak hujan, jadi saya bisa sedikit jalan-jalan di sekitaran Benteng Vanstenburg hingga ke Pasar Gede Solo. Sebenarnya di halaman Benteng sedang diadakan acara Solo Imlek Festival 2014, sayangnya ketika saya sampai di sana pada siang hari acara belum dimulai. Stand-stand yang ada pun masih belum buka. Akhirnya saya dan seorang teman memutuskan untuk mendatangi patung-patung Shio yang dipasang di tengah jalan di depan Benteng. 12 patung Shio yang ada dipasang mulai dari bundaran depan Gladak hingga depan Balaikota Surakarta. Selain itu masih rangka menyambut Imlek, di sekitaran Pasar Gede yang merupakan Pecinannya Kota Solo, juga banyak dihiasi dengan lampion-lampion yang digantung.
Ketika mengambil foto patung-patung Shio tersebut banyak pengendara motor dan mobil maupun pejalan kaki yang memperhatikan kami. Mengetahui hal tersebut kami pun tidak memedulikannya. Yah, meskipun kadang kala agak risih juga ketika mereka melihat dengan tatapan yang kurang enak. Ah, mungkin mereka hanya heran, kenapa kami betah sekali berada di tengah jalan di siang yang cukup panas ini.
Setelah berpanas-panas di tengah jalan, kami pun memutuskan untuk makan es krim. Panas-panas begini paling enak pastinya makan atau minum yang segar-segar. Pilihan kami jatuh pada sebuah Kedai Es Jadulnya Solo yang berada di Jalan Urip Sumoharjo. Kami pun segera menuju ke kedai es krim 'Tentrem'. Jika dari Pasar Gede menuju ke arah Palur, kedai es ini berada di sebelah kiri jalan. Tempatnya tidak begitu mencolok, tak banyak juga orang yang datang ke sini. Pelanggan bisa membeli untuk dibawa pulang atau juga dimakan langsung di sana. Hanya ada empat meja yang masing-masing dapat menampung sekitar 5-6 orang.
Ada beberapa variasi menu yang bisa dipilih. Saya pun memesan Tutti Fruti sedangkan teman saya memesan Banana Split. Tak perlu menunggu lama pesanan kami pun datang. Tanpa berlama-lama kami pun segera mencobanya. Dari segi ukuran, dengan harga 11.000 rupiah menurut saya potongan es Tutti Fruti-nya lumayan besar. Rasa manisnya tidak terlalu dominan serta rasa asamnya tidak terlalu kentara. Banana Split-nya juga lumayan enak, meskipun agak kurang menurut saya karena tidak ada parutan keju di atasnya. Di atas es-nya diberi krim serta taburan meises. Keduanya cocok dinikmati pada siang hari yang panas.
Harga es di Tentrem bila dibandingkan dengan kedai es jadul lainnya menurut saya cukup murah. Untuk dapat menikmati es di sini pelanggan hanya perlu membayar mulai dari 5000 rupiah hingga kurang dari 20.000 rupiah. Murah bukan?
Tutti Frutti |
Banana Split |
Patung Shio Kelinci |
No comments:
Post a Comment