Saturday, August 10, 2013

Lebaran Di Pulau

Hari Raya kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Saya tidak merayakan hari raya bersama keluarga di kampung halaman melainkan bersama teman satu tim di lokasi KKN (Kuliah Kerja Nyata). Tepatnya di Kelurahan Pulau Panggang, Kab. Adm. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Kurang lebih satu bulan telah berlalu semenjak kami tiba di sini. Karena kami berangkat pada hari pertama puasa Ramadhan, tentunya sebulan kemudian adalah Hari Raya Idul Fitri. Beruntung bagi teman-teman yang berasal dari daerah Jakarta dan sekitarnya yang bisa pulang ke rumah masing-masing dan berlebaran bersama keluarga. Mendekati hari lebaran satu per satu teman meninggalkan lokasi untuk berlebaran. Akhirnya hanya tersisa setengah anggota yang masih tinggal. Ada sekitar 15 orang yang tidak pulang. Kebanyakan yang tinggal adalah teman-teman yang tidak merayakan hari raya, atau yang rumahnya jauh. Meskipun begitu tidak menjadi masalah. Hari Raya di Pulau tak kalah seru.
Untuk bisa shalat Idul Fitri kami harus pergi ke Pulau Panggang karena tempat kami menginap berada di Pulau Karya, tidak ada masjid. Sebenarnya beberapa orang teman menyarankan untuk menginap saja di rumah warga Pulau Panggang. Karena tidak membawa baju ganti dan juga mukena, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan menyeberang esok harinya.
Rencana untuk mengikuti shalat Idul Fitri terpaksa batal karena tidak ada ojek untuk menyeberang. Padahal pada malam takbiran kami sudah minta kepada salah satu pemilik kapal ojek untuk menjemput sebelum shalat dimulai. Namun, kapal ojek tak kunjung datang sampai tiba waktu shalat Ied. Akhirnya saya dan seorang teman, yang juga tidak bisa shalat Ied, memutuskan untuk pergi ke pantai yang berada di dekat wisma. Sekitar setengah jam kemudian kami kembali ke wisma.
Kurang lebih jam 10 pagi, kami bersiap-siap untuk berangkat silaturrahmi ke rumah warga. Ketika Hari Raya, di Pulau ada kebiasaan untuk mengunjungi kerabat pada hari pertama, sedangkan pada hari kedua waktunya untuk ziarah ke makam keluarga yang telah meninggal. Berhubung ini hari raya, semua kapal ojek pun penuh orang-orang yang ingin bersilaturrahmi ke rumah kerabat di Pulau seberang. Jadilah kami ditolak beberapa ojek yang sudah penuh. Setelah menunggu beberapa saat di bawah terik matahari, akhirnya ada juga ojek yang mau mengangkut kami meskipun kapal sudah cukup penuh penumpang.
Sesampainya di seberang, kami langsung menuju ke rumah salah satu warga. Bang Santani, begitu beliau biasa kami panggil. Bang Santani ini sudah cukup banyak kami repotkan mulai dari awal perijinan untuk KKN sampai pelaksanaannya (sekarang). Tiba di rumah beliau, kami disambut dengan hangat seperti keluarga sendiri. Selain aneka kue kering, kami pun juga disuguhi Ketupat sayur. Ya, ketupat. Makanan yang (wajib) sering ada pada saat Hari Raya. Semangkuk ketupat sayur buatan Bu Marlina (istri Bang Santani) cukup mengobati rasa kangen saya akan masakan ibu. Saat pamit pun kami masih dioleh-olehi pempek ikan.
Setelah mengobrol panjang ngalor-ngidul, menghabiskan cukup banyak makanan, dan hari semakin siang, kami pun pamit untuk bersilaturrahmi ke rumah ketua RW 1, 2, dan 3. Kami hanya bisa menemui ketua RW 1 dan 3 karena ketua RW 2 sedang meng-guide wisatawan jadi tidak bisa ketemu. Di rumah ketua RW pun kami disuguhi aneka kue dan camilan.
Pulangnya saya menyempatkan untuk membeli rujak buah untuk camilan di wisma. Harganya Rp 5000, dengan porsi yang cukup mini (bagi saya).
Yak, sekian cerita lebaran saya di Pulau. Sekali lagi Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah.


kue siput

kue biji ketapang

ketupat sayur + telur asin

kue nastar

kastengel

pempek ikan + sambel kacang

No comments:

Post a Comment